Halaman

Sabtu, 25 September 2010

Wanita Menawan itu Lagi


Baru saja, aku bertemu dengannya, wanita menawan itu. Keanggunannya memancar seiring dengan jilbabnya yang berwarna coklat tua terjulur lebar. Saat berada di hadapannya, pandanganku sebenarnya telah terkunci dan sulit untuk mengelak keindahannya. Tapi segenap usaha, rasa malu dan degup jantungku yang keras langsung berusaha mengelaknya. Seketika pandanganku yang berlumur kerinduan berjumpa padanya menjadi tersadar.
Wanita itu sungguh indah dipandang. Laksana cahaya penerang dalam keredupan iman. Ketika bertemu dengannya, pandangan wanita itu pun tanpa berkedip menatapku tajam. Entah karena mungkin ingin memakan pandanganku yang liar ini atau kah dirinya juga merasakan degup jantung ini. Pertemuan pendek ini, benar-benar membuatku terkesima.
Siapakah namamu hai wanita menawan hatiku? Pertemuan dengannya selalu memyisakan bayangan penderitaan bagiku. Bayangan wanita itu menggelayut dalam dahan-dahan hatiku. Sungguh engkau telah membelenggu hatiku ini.
Kali ini, aku akui kekagumanku pada wanita menawan itu. Diam lisanku yang tanpa tegur sapa adalah ketertegunan akan keindahannya. Tertunduknya padanganku adalah isyarat hatiku yang tunduk hormat dihadapannya. Wahai wanita menawan…… Dengarkanlah bait-bait hatiku yang tertulis ini. Maka, seketika kau akan paham akan penderitaan hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar