Halaman

Selasa, 17 Juli 2012

Anakku Sering Emut Jari Tangannya


Oleh: Robi Rizkianto
18 Juli 2012

Tidak jarang kita melihat anak-anak yang berusia bayi atau baru lahir, ternyata memiliki hobi yang sama yakni mengemut jari tangannya. Anak bayi melalukan hal tersebut dengan senang, sehingga dirinya selalu tersenyum. Ketika kita memberikan mainan, maka otomatis bayi tersebut akan mengemutnya. Saat jari tangan kita mendekat ke wajahnya pun, kadang anak justru mengarahkan mulutnya untuk "melahap" jari tangan kita. Nah ini hobi natural yang dimiliki oleh semua anak.

Teori perkembangan Psikoseksual yang kemukakan oleh Freud memjelaskan bahwa memang pada usia anak 0-1.5 tahun, anak berada pada tahap oral dengan perkembangan psikoseksualnya yakni anak merasakan kenikmatan seperti makan, minum, menyedot, dll. Arti dari penjelasan Freud, anak akan merasan sensasi kenikmatan di bagian oralnya. Tentunya dengan tahap perkembangan seperti itu, akan memudahkan orang tua untuk memberi asupan asi kepada anak.

Kita pun sekarang semakin paham ternyata memang hobi anak ngemut begitu disebabkan memang tahap perkembangannya. Maka sebagai orang tua sebaiknya menjauhkan benda-benda atau makanan yang berbahaya untuk anak agar anak tidak memakannya.

** Nulis ini mahal bikin pengen punya anak nih...hehe..

Sumber:
Hastuti Dwi. 2008. Pengasuhan: Teori dan Prinsip serta Aplikasinya di Indonesia. Fakultas Ekologi Manusia IPB. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen: Bogor

Sabtu, 02 Juni 2012

Tidak Mengajar Anak-anak Lagi

Oleh:
Robi Rizkianto
2 Juni 2012

Sudah beberapa bulan ini saya tidak mengajar anak-anak dekat kosan lagi. Sewaktu masih menyandang mahasiswa dan tergabung pengurus PMP Balumbang Jaya, Dramaga, Bogor, saya masih bisa dan tertarik mengajar anak-anak dari Laskar Juara. Namun selang waktu 1 tahun setelah kepengurusan selesai, saya sudah tidak sanggup mengajar anak-anak. Sebenarnya ada 2 alasan mengapa saya sudah tidak bisa mengajar anak-anak.

Alasan pertama, saya sebenarnya saat itu mencapai titik jenuh mengajar. Entah apa karena anak-anak kesayangan saya sudah dipindahkan ke tempat pengajaran di level berikutnya (khusus SMP) karena baru naik kelas, atau karena memang mood saya saat itu sedang tidak baik disamping pengajarnya hanya tinggal saya sendirian. Alasan kedua, saya sibuk dengan mencari kerja. Saya kadang pulang dari panggilan kerja hingga sore hari, sehingga saya tidak memiliki waktu untuk mengajar.

Akhir-akhir ini ternyata saya merasa ada yang kurang dari aktivitas harian yang saya lalui. Saya belum bisa mencapai puncak keceriaan di masa-masa saya mengajar, berbagi ilmu, bercanda dan bermain bersama anak-anak. Kali ini saya benar-benar membutuhkan momen untuk berbagi bersama anak-anak.Saya masih teringat dengan perkataan dalam memaknai anak-anak ketika saya masih mengajar mereka. Saya memiliki pandangan bahwa "Anak-anak selalu mengenalkan pada keceriaan tanpa kesedihan".Yah, saya merasakan perbedaan kepribadian yang luar biasa lebih baik dibandingkan dengan saya tidak mengajar. 

anak-anak memang bertubuh kecil tapi memiliki aura positif yang begitu besar untuk menghanyutkan orang sekelilingnya ke dalam dunia keceriaannya