Halaman

Rabu, 03 Agustus 2011

Mengapa Orang tua selalu memberi nasehat???


Orang tua menjadi bagian sentral dalam membangun kepribadian seseorang. Mari kita perhatikan diri kita sekarang. Orang tua sudah sekian lama bersama dengan kita sejak kita masih usia dini. Saat kita kecil, orang tua selalu membisikkan berbagai harapan dan panilaiannya di telinga kita. Beranjak sekolah, orang tua yang selalu memperhatikan nilai akademik dan menemani selama kita belajar. Hingga akhirnya kita sekarang menjadi pribadi yang mampu berdiri tegak di depan berbagai rintangan.
Sudah banyak terekam dalam pikiran kita tentang kontribusi orang tua kepada kita. Meskipun ada yang merasa tidak mengenakkan dalam pikiran dan perasaan kita, namun tetap saja interaksi antara kita dan orang tua memberikan nilai-nilai karakter , baik disadari ataupun tidak. Apalagi kalau orang tua kita saat ini telah berusia berkisar 40-60 tahun. Masa usia tersebut menurut Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa individu tersebut dinamakan masa usia dewasa madya, dimana orang tersebut memiliki minat yang besar untuk menularkan berbagai nilai-nilai yang dianutnya.
Maka, jangan lagi ada pertanyaan yang besar dalam "kenapa orang tua kita biasanya teralalu banyak memberi nasehat daripada yang muda??". Semua jawaban itu adalah sebuah keniscayaan, yakni adanya siklus psikologi. Justru kalau kita berpikir ulang tentang keniscayaan tersebut, ternyata ada hikmah yang sangat terhadap diri kita.
Perhatikan, orang tua di masa usia lanjut telah kalau kita menggunakan hitungan logika, maka kita akan mendapat kesimpulan bahwa orang tua yang berada pada kategori dewasa madya (40-60 tahun) akan lebih cepat menemui ajalnya dibandingkan dengan orang mudah atau anak-anaknya. Oleh karena itu, orang tua kita yang masuk dalam usia dewasa madya ingin meberikan berbagai kekayaan spiritual, sosial, dan emosinya kepada yang lebih muda (khususnya anak-anaknya) sebagai penerus orang tua sebelum orang tua menemui ajalnya.
-Pandanglah orang tua selalu dengan menggunakan kacamata positif, sehingga tidak akan ada keluh kesah pada diri kita.-

Kamis, 21 April 2011

Badan Remaja di Perkotaan lebih besar daripada di Pedesaan???


Oleh: Robi Rizkianto
11 April 2011
Sering kali ketika kita menonton televisi, kita menjumpai artis memiliki postur tubuh yang besar. Banyak orang berprasangka bahwa artis tersebut telah berusia dewasa sekitar usia 25 tahunan. Namun setelah dicek, ternyata kita mengetahui artis tersebut baru berusia belasan tahun. Mengapa bisa begitu????
Sebelumnya kita harus mengetahui definisi dari remeja. Menurut Desmita (2008) seseorang dikatakan remaja jika telah berada pada usia 12-21 tahun. Usia 12 tahun kira-kira anak tersebut telah duduk di kelas 7 SMP. Rentang usia 12-15 tahun anak akan mengalami masa pubertas. Masa pubertas akan menjadikan anak akan mengalami pematangan pertumbuhan fisik secara cepat.
Pertumbuhan yang merupakan perubahan kuantitatif pada ukuran dan struktur biologis manusia akan bervariasi pada tiap individu, khususnya remaja. Perbedaan proporsi tubuh ini yang sering kali mengecoh kita ketika harus menebak berapa umur anak tersebut.
Anak remaja di perkotaan, sering kali dijumpai memiliki badan yang relatif lebih besar dibandingkan di pedesaan. Ternyata perbedaan tersebut secara teori ada alasannya. Salah satu alasan yang akan saya sampaikan adalah adanya perbedaan pemenuhan kebutuhan primer (konsumsi makanan yang bergizi). Di perkotaan yang notabene merupakan kota metropolitan, kebutuhan konsumsi makanan bergizi bukan lagi menjadi kebutuhan utama mereka. Orang perkotaan mudah untuk mendapatkannya di swalayan atau mall terdekat. Sedangkan kondisi di Pedesaan, pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan bergizi menjadi hal yang utama karena sulitnya mencari aneka makanan. Itulah mengapa Fatimah (2006) mengatakan perumbuhan fisik anak akan dipengaruhi oleh status ekonomi sosial dan gizi. Keluarga yang memiliki status ekonomi rendah akan cenderung mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan konsumsinya. Hal ini yang dinilai mampu menghambat potensi pertumbuhan remaja. Santrock (2008) juga memberikan penjelasan bahwa anak remaja akan lebih cepat mengalami pubertas, disamping karena faktor genetik juga ada faktor makanan dan kesehatan yang mempengaruhinya. Melalui fase pubertas inilah menurut Santrock (2008) akan terjadi pertumbuhan secara cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal.
Jadi sekarang kita tidak perlu heran jika melihat orang kota cenderung memiliki badan yang lebih besar atau pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan orang yang berada di pedesaan.

Sumber:
-->
Santrock, J.W. 2003. Perkembangan Remaja. Adelar SB, Sherly Saragih, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Adolescence.

Rabu, 30 Maret 2011

Keangkuhan Hati Kekasih




-->
Oleh: Robi Rizkianto
21 Februari 2011
Di tengah penderitaan dan reruntuhan jiwa yang berserakan, kuperhatikan kekasih pujaan berdiri dalam kesendiriannya. Terdiam dan merenung sambil meneteskan butir air matanya. Hatinya menyadari keberadaan sumber keangkuhan yang telah dipeliharanya dan kini menjadi musuh terbesar dirinya.
Puluhan kisah cintanya kandas tercabik-cabik oleh keangkuhannya. Alam semesta yang telah memperhatikannya, berulang kali mengingatkan kekasih untuk menghapus segala tinta keangkuhan melalui kelembutan desir angin yang berhembus sambil melambai-lambaikan tangannya mengingatkan kekasih untuk mengubur keangkuhannya.
Hatinya menjadi keras membatu. Begitu banyak lelaki datang mempersunting jiwanya yang haus akan kesucian dan kemurnian cinta tapi dirinya menutup erat hatinya dengan tingkah kemunafikan. Hatinya seringkali tersenyum manis tapi bibirnya diam tanpa keindahan, hatinya berkata akan adanya hasrat ketika bertemu tapi raganya membungkam diam. Dan hatinya terkadang pula takjub tapi tatapannya berlagak tidak peduli dan kosong.
Dirinya adalah sosok kekasih yang selalu memakai topeng rahasia kehidupan. Aku hanya bisa meneropong kondisi hatinya sambil tertegun akan keindahan jiwanya. Laksana cahaya lilin yang selalu tertegun pada kegelapan sehingga cahaya lilin menjadi berharga manakala kegelapan menyelimutinya menjadi penguat cahaya lilin.
Aku melihat tumbuhan yang menginginkan kehidupan segera melepaskan pakaian keangkuhannya untuk tinggal hanya di samping tembok kotor. Tapi tumbuhan bisa mendapatkan dan menikmati kehidupannya. Aku melihat seorang wanita tua renta yang kelaparan juga menanggalkan pakaian keangkuhannya dengan memungut makanan dari sampah. Wanita tua renta itu pun bisa mendapatkan dan menikmati kehidupan. Maka apa lagi yang kau tunggu....???
Hai kekasih..... Lemparkan segera pakaian keangkuhanmu dan bertingkahlah dengan santun untuk menemukan pujaanmu dan singgahlah di istana hatinya. Seketika itu, dirimu akan mendapatkan telaga yang memuaskan dahaga kecintaanmu.

Selasa, 22 Maret 2011

Tiga Fase bersama Halimatussa'diah

Oleh: Robi Rizkianto
22 Maret 2011

Kali ini saya telah melewati 3 fase bersama halimatussa'diah yang saat ini telah beranjak berada di kelas 5 SD. halimatussa'diah adalah murid les di kosan Al 'izzah A babakan lebak bogor barat (dekat IPB). Saya kenal dirinya sebagai anak yang cerdas, pandai berceramah, dan suka berkompetisi.

Fase 1
Pada saat itu, les hanya untuk anak-anak sekitar kosan alias halimatussa'diah dan teman sepermainnya. Halimatussa'diah sering kali bercanda dan berbicara dengan lepas kepada saya. halimatussa'diah selalu memberikan pengertian kepada teman-temannya yang malas ikut les untuk datang. Saya senang dengan melihat sikappnya ditambah dengan canda tawa dan semangat belajarnya.
Sehingga, irma awwaliyah, iin, agus setiawan dan saya memutuskan untuk mengikutkan halimatussa'diah untuk mengikuti perlombaan da'i cilik yang diadakan oleh FEM IPB, menyarankannya dan mengantarkannya mengikuti Birena (Bimbingan Remaja dan Anak-Anak) di kampus.

Fase 2
Selang 1.5-2 tahun telah berlalu, bimbingan les kosan telah diperluas dengan menjaring anak-anak sekitar kosan selain dari kelompok halimatussa'diah dan kawan-kawannya. Bimbingan les pun akhirnya berjalan dengan tambahan dari anak-anak. Namun tanpa disangka, halimatussa'diah beberapa kali menunjukkan ketidaksenangannya atau lebih tepatnya merasa dinomorduakan setelah ada anak-anak baru yang les. Bahkan lambat laun, halimatussa'diah dan kawan-kawannya tidak mau les lagi.
Beberapa kali halimatussa'diah menunjukkan kekecewaannya melalui lisa (meskipun jarang) dan melalui sms untuk mengorek informasi tentang kegiatan yang dilakukan oleh saya dan anak-anak les lainnya. Saya dan teman-teman telah beberapa kali menjelaskannya, tapi halimatussa'diah tidak bisa menerimanya. Akhirnya, karena kekesalannya, saya beberapa kali dicuekin olehnya cukup lama.

Fase 3
Suatu malam ketika halimatussa'diah yang sedang duduk bersama adiknya di depan kosan, saya menyapanya dengan candaan. Kemudian seperti biasa adik-adiknya langsung menghampiri saya dengan mencium telapak tangan layaknya seorang murid pada guru. Namun tanpa disangka ternyata halimatussa'diah pun juga ikut mencium telapak tangan saya sambil mengatakan, "maafin diah ya kak....", dengan wajah menyesal.

Semoga tetap terjaga hubungan saya dan halimatussa'diah hingga nanti. Kalau akhirnya nanti diah membaca ini, yang harus diah tau,,,, "kakak sayang diah....".