Oleh:
Robi Rizkianto
Purwokerto,
19 Oktober 2016
Sudah menjadi
sunnatullah bahwa keluarga pasti
memiliki pemimpin. Bentuk keluarga tergantung dari pemimpinnya. Manakala
pemimpinnya suka menghadiri majelis ilmu, berteman dengan orang sholeh dan
memiliki hobi membaca buku-buku islam, maka nuansa keluarga tentu terasa
islami. Sebaliknya, pemimpin keluarga yang suka keluar rumah hingga larut
malam, tidak pernah sholat, menghabiskan waktu sekedar menonton televisi,
hingga kadang melakukan perbuatan curang dan bertengkar denga isteri, maka bisa
dimungkinkan nuansa keluarga tersebut terasa tidak tentram.
Pemimpin
keluarga itu bernama suami. Seluruh kondisi keluarga diputuskan oleh suami.
Tidak boleh ada keputusan yang ada di keluarga tanpa sepengatahuan suami.
Manakala ada diskusi dan berbeda pendapat antara suami, istri dan anak-anaknya,
maka selayaknya pendapat suami yang diambil dan dilakukan penuh tanggung jawab.
Saat ini, kita
menjumpai kepemimpinan suami tidak memiliki pengaruh yang kuat di keluarga.
Perkataan suami tidak mudah diterima oleh anak dan istrinya. Kepemimpinannya menjadi
pincang. Penyebab pertamanya, suami tinggal di rumah mertua. Sehingga suami
tidak bisa bebas berkata dan bersikap. Saat suami menghilangkan penat saja, suami
masih saja akan canggung. Adapun penyebab keduanya, suami tidak bekerja
sedangkan isterinya bekerja. Suami tidak mampu memberi nafkah. Justru isterinya
yang memberi nafkah untuk keluarga.
Surganya isteri
ada di suaminya. Saat isteri telah menikah, saat itu pula seluruh tanggung
jawab orangtua beralih ke suami. Kebutuhan sehari-hari sudah menjadi
tanggung-jawab suaminya. Kebahagian isteri sudah menjadi kewajiban suaminya
juga. Sungguh bukan perkara yang mudah. Maka selayaknya isteri menghormati
suami seperti menghormati orangtuanya. Isteri juga berupaya untuk menjaga
pandangan suami dengan cara isteri selalu berpenampilan yang indah
dihadapannya. Kemudian, berusahalah untuk membantu dan memahami suami dalam
segala kondisi agar kepemimpinan suami tidak menjadi pincang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar