Halaman

Jumat, 28 Oktober 2016

Kepemimpinan Suami yang Pincang



Oleh: Robi Rizkianto
Purwokerto, 19 Oktober 2016

Sudah menjadi sunnatullah bahwa keluarga  pasti memiliki pemimpin. Bentuk keluarga tergantung dari pemimpinnya. Manakala pemimpinnya suka menghadiri majelis ilmu, berteman dengan orang sholeh dan memiliki hobi membaca buku-buku islam, maka nuansa keluarga tentu terasa islami. Sebaliknya, pemimpin keluarga yang suka keluar rumah hingga larut malam, tidak pernah sholat, menghabiskan waktu sekedar menonton televisi, hingga kadang melakukan perbuatan curang dan bertengkar denga isteri, maka bisa dimungkinkan nuansa keluarga tersebut terasa tidak tentram.

Pemimpin keluarga itu bernama suami. Seluruh kondisi keluarga diputuskan oleh suami. Tidak boleh ada keputusan yang ada di keluarga tanpa sepengatahuan suami. Manakala ada diskusi dan berbeda pendapat antara suami, istri dan anak-anaknya, maka selayaknya pendapat suami yang diambil dan dilakukan penuh tanggung jawab.

Saat ini, kita menjumpai kepemimpinan suami tidak memiliki pengaruh yang kuat di keluarga. Perkataan suami tidak mudah diterima oleh anak dan istrinya. Kepemimpinannya menjadi pincang. Penyebab pertamanya, suami tinggal di rumah mertua. Sehingga suami tidak bisa bebas berkata dan bersikap. Saat suami menghilangkan penat saja, suami masih saja akan canggung. Adapun penyebab keduanya, suami tidak bekerja sedangkan isterinya bekerja. Suami tidak mampu memberi nafkah. Justru isterinya yang memberi nafkah untuk keluarga.


Surganya isteri ada di suaminya. Saat isteri telah menikah, saat itu pula seluruh tanggung jawab orangtua beralih ke suami. Kebutuhan sehari-hari sudah menjadi tanggung-jawab suaminya. Kebahagian isteri sudah menjadi kewajiban suaminya juga. Sungguh bukan perkara yang mudah. Maka selayaknya isteri menghormati suami seperti menghormati orangtuanya. Isteri juga berupaya untuk menjaga pandangan suami dengan cara isteri selalu berpenampilan yang indah dihadapannya. Kemudian, berusahalah untuk membantu dan memahami suami dalam segala kondisi agar kepemimpinan suami tidak menjadi pincang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar